Guluk-guluk, IST Annuqayah
Ada beragam cara unik yang dilakukan oleh Kampus Instika dan IST Annuqayah dalam merayakan maulid nabi. Selain memperingati maulid nabi, dua kampus pesantren ini juga membedah nilai moderasi beragama khotbah yang ditulis oleh Kiai Muhammad Ilyas Syarqawi di Aula As-Syarqawi Kamis (19/09/2023).
Kegiatan yang diikuti civitas akademik Instika, civitas akademik IST Annuqayah bersama masyarakat sekitar ini mendatangkan KH. Muhsin Amir sebagai pembedah dan Dr. KH. Maimun Syamsudin sebagai pembanding.
KH Muhsin Amir menegaskan bahwa karya kiai Muhammad Ilyas Syarqawi sangat banyak baik di bidang bidang fiqih, akhlak dan lainnya. Kiai Muhsin mengatakan bahwa tulisan Kiai Ilyas seperti seorang sastrawan arab dari Indonesia.
“Bahasanya itu bukan bahasa arab ala Indonesia, tapi bahasa Arab asli. Bahasanya memang bahasa arab asli. Singkat, padat, lugas. Kiai Ilyas seorang pemikir, pemikir yang terstruktur. Bukan mufakkir yang serampangan, bukan mufakkir yang berbelit belit,” ungkap kiai Muhsin.
Lebih lanjut, ia menjelaskan jika bahasa yang ditulis di dalam karyanya singkat tapi maknanya sangat luas. Bahasa kiai Ilyas lembut.
“Tulisan seorang menggambarkan pikiran dan tingkat lakunya. Sedangkan yang dimaksud nilai syariah bisa diterapkan di negara Indonesia. artinya Kiai Ilyas bukan menginginkan negara Islam. Tetapi bagaimana negara yang sesuai dengan nilai-niali islam,”
Kiai Muhsin Amir lebih lanjut mengatakan bahwa di dalam khotbah kiai Muhammad Ilyas syarqawi juga terdapat penjelasan ilmu astronomi, dan teknologi yang relevan dengan kehidupan saat ini.
“Beliau orang yang cerdas, tidak pernah mencela pemerintah,” tegasnya.
Sementara itu, menurut Kiai Maimun bahwa ada beberapa nilai moderasi yang terdapat di dalam khotbah Kiai Ilyas Syarqawi. Menurutnya, dari bentuknya sudah moderat. Karena sejatinya, khutbahtidak boleh lebih lama dari rakaatnya.
“Khutbah pendek itu berperikemanusiaan. Proposionalitas dalam isi khotbah. Tegas memposisikan landasan paling dasar dari ibadah itu adalah syukur. Nikmatul wujud adalah yang harus disyukuri sebagai manusia. Berupa perhatian dari Allah. Bentuk terimakasihnya adalah Ibadah” kata Kiai Maimun.
Kiai Maimun menambahkan bahwa nilai moderasi di dalam khotbahnya salah satunya dalam konsep ketakwaan harus dhahir dan batin agar seimbang. Amal soleh, berbuat baik kepada orang lain bahkan belajar matematika disebut sebagai bagian ibadah.
“Ada keberimbangan di dalam ibadah dan mempelajari ilmu. Di dalam khotbah kiai Ilyas ini ada moderasi berkehidupan. Islam itu agama di dalam berkehidupan. Memposisikan kehidupan dunia pada posisinya. Memposisikan kehidupan akhirat pada posisinya,” pungkasnya.