Sumenep, UA– Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia (RI) melakukan visitasi akreditasi terhadap Perpustakaan Tatakrama Universitas Annuqayah, Selasa, 03 Juni 2025 di Aula KH Abd Basith AS.
Dalam visitasi akreditasi ini, Perpusnas RI mengutus dua asesor dari Lembaga Akreditasi Perpustakaan Nasional RI yaitu Dr. Upriyadi, S.S, M.Hum dan Drs Abdullah, M.M.
Rektor Universitas Annuqayah, Dr. KH. Muhammad Hosnan, M.Pd dalam sambutannya mengatakan sudah sejak lama Universitas Annuqayah telah menanamkan budaya literasi baca dan menulis di kalangan para santri.
“Kampus Universitas Annuqayah sejatinya sudah lama menanamkan budaya membaca dan menulis. Kampus Annuqayah merupakan kampus penulis. Ini didukung karena di sini kemampuan baca santri sangat tinggi. Bahkan, 13 Pesantren daerah yang ada di Annuqayah memiliki perpustakaan tersendiri,” katanya.
Kiai Hosnan melanjutkan kampus Universitas Annuqayah pernah menisiasi Festival Cinta Buku (FCB) yang digelar dalam event nasional di Indonesia. FCB ini kini menjadi tradisi sampai sekarang.
“Tradisi membaca dan menulis jadi budaya. Hari ini, tantangannya bagaimana mahasiswa senang datang dan membaca. Menghadapi generasi z penuh tantangan di era teknologi (gadget). Ini juga perlu disiapkan bagaimana memfasilitasi generasi muda, khususnya mahasiswa dalam dunia digital,” katanya.
Sementara itu, Dr. Upriyadi dalam sambutannya menyampaikan tujuan Perpusnas RI melakukan visitasi akreditasi terhadap Perpustakaan Tatakrama Universitas Annuqayah untuk memotret 9 komponen akreditasi yang telah ditetapkan oleh Perpusnas RI.
“Bagaimana Perpustakaan Tatakrama ini diakui oleh Perpustakaan nasional, saya di sini sudah membina 180 ribu perpustakaan dari sabang sampai ke Merauke. Tugasnya memotret perpustakaan, jejaring, membina, memotivasi bagaimana meningkatkan pelayanannya sesuai standar koleksi hingga 9 komponen sebagaimana ditetapkan oleh Perpusnas RI,” katanya.
Di hadapan dosen dan mahasiswa yang hadir, ia menyarankan agar dosen dan mahasiswa betul-betul memanfaatkan perpustakaan dengan sebaik-baiknya.

“Perlu dilakukan kolaborasi dengan dosen dan mahasiswa. Karena tidak ada perpustakaan yang bisa memenuhi pemustaka, maka perlu kolaborasi. Kalau keterbatasan bisa akses di Ipusnas atau Bintang Perpusnas. Yang penting terus meningkatkan pelayanan, Jangan kecil hati karena itu juga bagian dari mencerdaskan kehidupan bangsa,” katanya.
Senada dengan hal tersebut, Assesor II Drs. Abdullah, M. M. juga menyarankan dosen di lingkungan Universitas Annnuqayah harus menjadi teladan bagaimana mengarahkan mahasiswa ke perpustakaan.
“Perpustakaan tempat belajar sepanjang hayat. Harus ada hasil riset jika sudah terakreditasi. Bangun jiwa mahasiswa melalui membaca. Bahkan, kalau perlu kegiatan kemahasiswaan di pusatkan di Perpustakaan,” pungkasnya.