Urgensi Inkubator Bisnis Mahasiswa dan Jasa Pelayanan Integritas Sevima

Abdul Warits, Staff Humas IST Annuqayah  

Di tengah menjamurnya digitalisasi teknologi di ruang-ruang media, Perguruan Tinggi (PT) sebagai lembaga layanan pendidikan tentu membutuhkan beberapa platform media dalam mendukung kegiatan akademik di lingkungan kampus. Sevima sebagai perusahaan Edutech (education technology) menyediakan layanan jasa terkemuka dan terpercaya untuk Perguruan Tinggi telah berhasil menyediakan platform media adminitrasi yang mudah, simple, serta menyenangkan dan kemudahan menjalankan tugas-tugas adminitrasi kampus melalui berbagai fitur yang disediakannya. Tidak tanggung-tanggung, 700 Perguruan Tinggi dengan total pengguna sebanyak lebih dari 2,5 juta pengguna telah menjadi pengguna jasa dari platform yang diproduksi oleh Sevima. Sungguh luar biasa.

Jaringan yang telah dibangun oleh Sevima dengan berbagai Perguruan Tingggi (PT) merupakan peluang besar dalam mendukung agenda besar pemerintah. Hal ini menjadi power networking bagi Sevima untuk bergerak dengan penuh agresif dalam meningkatkan mutu perguruan tinggi menuju word class university. Apalagi, beberapa produk dari Sevima sudah terintegrasi dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (KEMDIKBUDRISTEK). Anugerah ini tidak boleh disia-siakan begitu saja dan senantiasa semakin bisa memperbaharui kualitas konten-konten platform media yang telah diproduksinya. Dengan usia 18 tahun melayani Perguruan Tinggi (PT) di seluruh Indonesia, prestasi ini merupakan pengalaman dan dedikasi yang panjang dan tidak boleh dilupakan.      

Di antara produk sevima adalah  siakadcloud, gofeedercloud, akreditasi cloud, profeeder, sevima pay, karirlink, integraoffice persuratan, sevimaedlink, maukuliah dan lainnya. Semua produk tersebut tersaji kepada seluruh Perguruan Tinggi (PT) berbasis teknologi yang sangat ramah digunakan sehingga perguruan tinggi memberikan kepercayaan terhadap produk yang telah diproduksi ini. Peluang dan kepercayaan ini tentu menjadi modal bagi Sevima agar semakin mendukung program-program pemerintah, berkolaborasi dan bersinergi mendukung kinerja pemerintah dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Adanya sistem E-learning dalam kurikulum dan kemudahan-kemudahan transaksi adminitrasi merupakan dukungan kepada Perguruan Tinggi (PT) agar menjadikan mutu sebagai laku keseharian yang senantiasa bersifat sistematis, terogranisir, dan terukur serta semakin menemukan arah pendidikan yang mapan.

Mau tidak mau, dengan adannya titah Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari pemerintah, Perguruan Tinggi (PT) harus menyediakan beberapa  kebijakan kurikulum yang fleksibel  (dalam kampus, E-Learning, luar kampus); kebijakan administrasi, kebijakan administrasi kurikulum, fleksibilitas antar dan lintas prodi, fakultas, perguruan tinggi dalam dan luar negeri); kebijakan penganggaran kerjasama dan tindak lanjut kerja sama; kebijakan kerja sama antar dan lintas prodi, fakultas dan perguruan tinggi; kebijakan kerja sama antar dan lintas dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja; kerja sama antar dan lintas negara.[1]

Perguruan Tinggi diharapkan berkomitmen menyediakan dan memfasilitasi Program MBKM sebagaimana yang diamanatkan Permendikbud RI No. 3 Tahun 2020 maupun yang dijelaskan dalam Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang diterbitkan Kemendikbud. Dengan demikian ada Sembilan Program MB-KM, yaitu (1) Pertukaran Mahasiswa, (2) Praktik Kerja Profesi, (3) Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan, (4) Penelitian/Riset, (5) Proyek Kemanusiaan (6) Kegiatan Wirausaha, (7) Studi/Proyek Independen, (8) Proyek/Membangun Desa, dan (9) Pelatihan Bela Negara.[2]

Tagline MBKM yang telah dicanangkan oleh pemerintah dibabat habis oleh Sevima dengan beberapa produksinya dalam memudahkan adminitrasi kampus. Seperti praktik kerja profesi atau magang dan studi proyek Independen. Kendatipun, beberapa platform media masih belum bisa sepenuhnya memfasilitasi kegiatan wirausaha merdeka mahasiswa. Sevima hanya sebatas memfasilitasi mahasiswa di perguruan tinggi untuk magang sehingga ada testimoni-testimoni menarik dari para pengguna.

Ketidaktersediaan platform media yang menyediakan ruang bagi inkubator mahasiswa harus menjadi rekomendasi dari beberapa kekuatan dan peluang Sevima dalam meneguhkan structural fungsionalnya terhadap beberapa perguruan tinggi yang sudah menjadi afiliasinya. Produk mahasiswa. Dengan kekuatan dan peluang inilah, sevima yang telah lama mendampingi dan menelurkan pengalama di beberapa kampus Indonesia harus menjadi agen dalam fasilitas atau platform media satu pintu untuk memajangkan produksi dan kreatifitas mahasiswa untuk dipasarkan disatu sistem yang bisa diakses antar kampus. Sehingga dengan adanya ini akan tercipta iklim kompetisi di kalangan mahasiswa antara satu kampus dengan kampus yang lain.

Sevima bisa membuat platform media yang bisa memfasilitasi beberapa produk wirausaha merdeka sehingga dengan sinergi antara pemerintah, Sevima dan pihak Perguruan Tinggi (PT) akan semakin terjalin hubungan yang terintegrasi. Keberadaan aplikasi berbasis online ini dibutuhkan oleh mahasiswa di semua program studi. Seperti Teknologi Hasil Pertanian, Teknologi Informasi dan program studi lainnya. Dengan fasilitas aplikasi yang terintegrasi antar kampus, instansi pemerintah  ini maka akan muncul produk lokal wirausaha yang ditampilkan oleh mahasiswa. Apalagi di negara Indonesia memiliki aneka ragam budaya yang bisa saling melengkapi sehingga menjadi produk wirausaha merdeka mahasiswa berbasis “Indonesia raya”.

[1] Deni Sopiansyah, dkk, “Konsep dan Implementasi  Kurikulum MBKM  (Merdeka Belajar Kampus Merdeka )”, dalam jurnal, Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal Volume 4 Nomor 1 (2022), hal, 36.

[2] Ibid, hal, 39.

NB : Tulisan ini di muat di Website Sevima.com menjadi 80 Finalis dalam Lomba Artikel Sevima.com 2022.

X